Sampai saat ini plywood atau triplek buatan Indonesia masih merupakan salah satu yang terbaik. Itu dikarenakan kualitas kayu dari pohon-pohon yang tumbuh di Indonesia tergolong sangat baik. Didukung dengan situasi iklim di negara kita yaitu iklim tropis, banyak terdapat sumber kayu yang didapat dari hutan-hutan di Indonesia.

Namun seiring berjalannya waktu dan semakin pentingnya konservasi alam, bahan mentah untuk membuat plywood/triplek itu sendiri menjadi semakin sulit didapat, terutama yang terbuat dari pohon dengan kayu keras yang tumbuhnya lebih lama dibandingkan pertumbuhan pohon dengan kayu yang lebih lunak. Maka dari itu untuk saat ini mungkin sudah lebih jarang kita mendapati triplek dengan kualitas kayu yang benar-benar kuat terbuat full 100% dari kayu keras. Sebaliknya, hal ini membuat makin banyaknya produk triplek yang terbuat dari kayu lunak yang tentunya memiliki harga lebih murah.

Dalam hal ini, biasanya kita menyebut triplek dengan bahan kayu keras tersebut dengan sebutan “meranti” atau “kayu merah” dan menyebut triplek dengan bahan kayu lunak dengan sebutan “sengon” atau “kayu putih”. Perlu diketahui bahwa sebutan atau istilah tersebut bukanlah serta merta menandakan arti asli dari kata tersebut. Hal itu hanyalah sebutan atau istilah untuk merepresentasikan bahan dan tipe triplek.

Untuk membedakan kedua tipe triplek tersebut, ada beberapa faktor simpel yang dapat kita perhatikan, yaitu dari segi warna, tekstur dan berat. Untuk kayu merah atau meranti, biasanya memiliki warna cokelat kemerahan, bertekstur kasar dan sangat berat apabila kita coba angkat. Untuk kayu putih atau sengon, biasanya memiliki warna cokelat keputihan (bahkan sampai benar-benar putih), bertekstur lebih halus dan lunak, dan lebih ringan saat diangkat. Perlu diketahui biasanya kita bisa melihat perbedaan warna dan tekstur pada bagian sisi samping (cross section) yang memperlihatkan lapisan-lapisan dari kayu tersebut. Agak sulit apabila hanya melihat dari permukaan (face) atau dari sisi belakang (back) triplek.

Dari sisi kualitas triplek itu sendiri, sudah pasti bahwa kayu merah atau meranti memiliki daya tahan dan kekerasan yang lebih kuat dibandingkan kayu putih atau sengon. Sehingga untuk saat ini biasanya triplek dengan kayu merah atau meranti banyak digunakan untuk membuat furniture yang memerlukan daya tahan untuk menahan barang/sesuatu di atasnya.

Di Indonesia untuk kayu meranti atau kayu merah banyak ditemukan di pulau Sumatera dan Kalimantan, sedangkan untuk kayu putih atau sengon, lebih banyak ditemukan di daerah pulau Jawa. Namun tentu saja pentingnya kelestarian alam dan konservasi lingkungan membuat orang-orang lebih memperhatikan lingkungan dan berusaha untuk tidak menebang pohon bahkan berusaha untuk menanam lebih banyak pohon untuk kepentingan lingkungan di dunia, itu lah mengapa manusia mulai memikirkan alternatif dari produk kayu yang sekarang dapat dibilang tergolong semakin mahal karena nilai estetika tersendiri dan kelangkaan bahan mentahnya. Untuk produk alternatif tersebut akan coba kami bahas di post lainnya.

Terima kasih, semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *